Apa Pengaruh Bentuk Muka Bumi Terhadap Aktivitas Penduduk ?

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Memiliki wilayah perairan yang kaya akan keanekaragaman hayati didalamnya. Dan memiliki wilayah daratan yang kaya akan hutan hujan tropis yang menyimpan banyak kehidupan didalamnya. Dibalik keindahan dan keistimewaan yang dimiliki wilayah Indonesia, terdapat interaksi dan aktivitas manusia sesuai dengan bentuk wilayah yang ditinggalinya. Apa pengaruh bentuk muka bumi terhadap aktivitas penduduk ? Berikut penjelasannya.

1. Dataran Rendah
Dataran rendah terbentang mulai batas permukaan laut hingga ketinggian 200 m diatas permukaan laut (m dpl). Dataran rendah umumnya dapat dijumpai di daerah pantai dan pedalaman, sebab berbatasan langsung dengan permukaan laut. Karena berbatasan langsung dengan permukaan laut, dataran rendah memiliki topografi rata dan jenis tanah yang subur. Dataran rendah di Indonesia terbentang di wilayah pantai timur Sumatra, pantai utara Jawa, dan pantai selatan Kalimantan. Pengaruh dataran rendah terhadap aktivitas penduduk yaitu mulai dari :

a. Mata pencaharian dan interaksi keruangan
Dataran rendah memiliki kesuburan tanah yang tinggi. Aktivitas penduduk yang dominan adalah aktivitas pertanian. Penduduk memanfaatkan lahan subur untuk aktivitas pertanian lahan basah. Selain pertanian, aktivitas penduduk seperti peternakan, perkebunan, perdagangan, jasa, nelayan, dan perindustrian atau kerajinan. Interaksi keruangan di dataran rendah berjalan lancar karena transportasi berkembang dengan baik. Berbagai jenis transportasi sepeda, sepeda motor, mobil, truk, kereta api, kapal, pesawat terbang juga berkembang pesat di dataran rendah.

b. Pola permukiman, bentuk rumah, dan jenis pakaian
Penduduk dapat membangun rumah secara tersebar, mengelompok, ataupun terpusat. Penduduk juga dapat mengembangkan pola permukiman memanjang mengikuti aliran sungai atau jalan raya. Daerah dataran rendah indentik dengan suhu undara yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan bentuk rumah dan jenis pakaian penduduk menyesuaikan kondisi alam. Penduduk membangun rumah dengan langit-langit tinggi, memiliki banyak jendela, ventilasi lebar, dan atap dari genting. Untuk jenis pakaian yang dikenakan yaitu pakaian berbahan tipis dan menyerap keringat.
Dataran rendah
Lahan pertanian di dataran rendah

2. Dataran Tinggi
Dataran tinggi merupakan daratan luas yang relatif rata pada ketinggian lebih dari 400 m dpl. Dataran tinggi memiliki lereng yang curam dibagian pinggir yang memisahkan dari daerah sekitarnya. Dataran tinggi dapat terbentuk aliran lava yang menutup permukaan tanah luas, kemudian membeku. Dataran tinggi juga dapat terbentuk dari pelipatan batuan dan erosi permukaan batuan oleh hujan. Pengaruh dataran tinggi terhadap aktivitas penduduk mulai dari :

a. Mata pencaharian dan interaksi keruangan 
Aktivitas penduduk di daerah dataran tinggi adalah pertanian, perkebunan, dan perternakan. Sebagian penduduk di dataran tinggi menanam padi dan aneka sayuran. Suhu udara yang sejuk memungkinkan penduduk menanam sayuran seperti tomat, kol, dan cabai. Di sisi lain, dataran tinggi dapat dijadikan wisata alam bagi penduduk pendatang. Interaksi keruangan di dataran rendah tidak selancar seperti di dataran rendah. Hal ini disebabkan karena dataran tinggi memiliki lereng yang curam. Bukan berarti di dataran tinggi tidak memiliki kendaraan, kendaraan juga ada sama halnya dengan dataran rendah.

b. Pola permukiman, bentuk rumah, dan jenis pakaian
Pola permukaan penduduk dataran tinggi sama halnya dengan di dataran rendah, yaitu tersebar, mengelompok, dan terpusat. Akan tetapi, pola permukiman memanjang seperti di dataran rendah, tidak ditemukan di dataran tinggi, karena tidak memiliki aliran sungai. Dataran tinggi identik dengan suhu udara yang sejuk. Bentuk rumah di dataran tinggi lebih tertutup. Oleh karena itu, atap rumah dibuat pendek dan tidak memiliki banyak jendela atau ventilasi. Untuk jenis pakian yang dikenakan yaitu berbahan tebal dan tertutup untuk beradaptasi denga suhu udara yang dingin pada malam hari.
Perkebunan teh di daerah dataran tinggi
3. Bukit dan perbukitan
Bukit merupakan wilayah bentang alam yang memiliki pemukaan tanah lebih tinggi daripada permukaan tanah sekitarnya. Bentuk bukit menyerupai gunung, namun ukurannya lebih kecil. Ketinggi bukit di bawah gunung mencapai 200-300 m dpl. Bukit terbentuk dari patahan batuan, runtuhan batuan, dan erosi batuan. Pengaruh daerah bukit terhadap aktivitas penduduk yaitu :

a. Mata pencaharian dan interaksi keruangan
Aktivitas penduduk di perbukitan umumnya berupa pertanian lahan kering. Kegiatan pertanian lahan kering dilakukan di daerah yang sulit dilalui jalur air seperti bukit. Interaksi keruangan di daerah bukit atau perbukit terbatas dan tidak sebaik di daerah dataran rendah. Hal ini disebabkan kondisi perbukitan yang reliefnya tidak rata. Namun perbukitan dapat dikembangkan sebagai daerah pariwisata karena bentang alam yang indah dan udara yang sejuk.

b. Pola permukian, bentuk rumah, dan jenis pakaian
Kawasan permukiman di daerah perbukitan meyebar di daerah tertentu. Permukiman penduduk mengelompok di daerah datar di kaki bukit. Permukiman penduduk juga dapat berpola menyebar di daerah lereng yang agak datar. Daerah perbukitan memiliki suhu udara yang lebih dingin dari dataran rendah. Oleh karena itu, penduduk membangun rumah dengan atap pendek yang terbuat dari seng. Jenis pakaian pun lebih tebal dan lebih tertutup sesuai dengan kondisi suhu yang dingin.
Bukit dan perbukitan
Pertanian lahan kering di perbukitan

4. Gunung dan pegunungan
Gunung adalah bentuk muka bumi yang menjulang dengan ketinggian lebih dari 600 mdpl. Adapun pegunungan merupakan deretan gunung yang saling bersambungan. Indonesia memiliki banyak gunung dan pegunungan. Sebagian dari gunung tersebut berupa gunung yang masih aktif. Pengaruh daerah gunung atau pegunungan bagi aktivitas penduduk mulai dari :

a. Mata pencaharian dan interaksi keruangan 
Akibat dari letusan gunung berapi, membuat lahan di daerah pegunungan menjadi subur. Lahan yang subur dimanfaatkan penduduk untuk kegaitan pertanian. Jenis tanaman pertanian yang cocok di udara yang sejuk yaitu tanaman hias dan sayuran. Selain itu penduduk juga mengembangkan perkebunan seperti teh, kopi, dan cengkih. Penduduk juga dapat mengembangkan peternakan seperti sapi perah, kambing, ayam pedaging, dan ayam petelur. Interaksi keruangan di daerah pegunungan sulit berkembang karena topografi yang tidak rata dan lereng curam. Keadaan fisik ini menghambat pembangunan jaringan transpotasi. Namun, karena daerah pegunungan memiliki pemandangan yang sangat indah, menjadikan pegunungan menjadi sektor wisata.

b. Pola permukiman, bentuk rumah, dan jenis pakaian
Daerah pegunungan memungkinkan penduduk membangun permukiman dengan pola menyebar dan mengelompok di lereng bawah atau kaki gunung. Bentuk rumah di daerah pegunungan di buat dengan atap pendek dan terbuat dari seng. Jendela dan ventilasi berjumlah sedikit. Umumnya penduduk memiliki tungku di rumahnya untuk menghangatkan tubuh. Jenis pakaian berbahan tebal dan tertutup untuk menghangatkan tubuh.
Gunung sebagai tempat wisata yang indah


Read More

Rute Perjalanan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda) ke Indonesia

Bagi bangsa Barat, dunia Timur (Indonesia) merupakan wilayah yang memiliki banyak sumber-sumber kehidupan. Dengan berbekal rasa ingin tahu dan semangat yang tinggi, membuat bangsa bangsa Barat berhasil menemukan dunia Timur, termasuk negara Indonesia. Mereka jugalah yang berhasil membuat rute rute perjalanan hingga mencapai ke Indonesia. Adapun proses perjalanan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia sebagai berikut.

Ilustrasi Rute Perjalanan Bangsa Eropa
Ilustrasi Rute Perjalanan Bangsa Eropa

a. Portugis
Bangsa Portugis merupakan pelopor kegiatan penjelajahan samudra. Keberanian para pelaut Portugis dalam penjelajahan samudra membuka jalan bagi penjelajahan samudra bangsa lainnya. Pada tahun 1487 Bartholomeus Diaz memimpin rombongan penjelajahan Portugis. Rombongan ini melakukan penjelajahan dengan menyusuri pantai barat Afrika dan berhasil mencapai Tanjung Harapan pada 1488. Penjelajahan berikutnya dipimpin oleh Vasco da Gama yang berhasil mencapai daratan Kalikut, India, tahun 1497.

Tepatnya pada tahun 1511 bangsa Portugis berhasil menguasai Malaka dan menjalankan monopoli perdagangan di bawah pimpinan Alfonso de Alboquerque. Dengan adanya keberhasilan tersebut, kesempatan menguasai Indonesia semakin tinggi. Hingga akhirnya, setahun setelah menguasai Malaka, bangsa Portugis berhasil mencapai Kepulauan Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreau dan Fransisco Serrao.

Setelah sekian lama menguasai Maluku, Portugis berhasil memanfaatkan persaingan antara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Dan Portugis bersekutu dengan Ternate dengan syarat Portugis berhak memonopoli rempah-rempah.

b. Spanyol
Rute perjalanan samudra bangsa Spanyol berbeda dengan rute perjalanan bangsa Portugis. Bangsa Spanyol menempuh perjalanan ke arah barat menyebrangi Samudra Atlantik. Christophorus Columbus berhasil mencapai Kepulauan Bahama pada tahun 1492 dan selanjutnya, Amerigo Vespuci berhasil menemukan Amerika pada 1499. Dari Daratan Amerika bangsa Spanyol melanjutkan pelayaran menyeberangi Samudera Pasifik dan akhirnya mendarat di Kepulauan Filipina. Bangsa Spanyol mendarat di Kepulauan Filipina dibawah pimpinan Ferdinand Magellan pada 1519. Karena Ferdinand Magellan tewas melawan penduduk setempat, akhirnya posisinya digantikan oleh Sebastian del Cano dan meneruskan penejalajahan hingga mencapai Kepulauan Maluku pada 1521.

Ketika Spanyol mencapai Kepulauan Maluku, daerah Ternate telah dikuasai Portugis. Kondisi ini membuat Spanyol memilih bersekutu bersama Tidore. Persaingan tersebut menyebabkan  terjadinya pertempuran antara Spanyol dan Portugis. Spanyol bersekutu bersama Tidore menyerang Portugis yang bersekutu dengan Ternate. Akan tetapi, Spanyol dan Tidore kalah dan Spanyol harus menandatangani Perjanjian Saragosa pada 1529 yang membuat Spanyol harus meninggalkan Maluku (Indonesia) dan memusatkan kegiatannya di Filipina.

c. Inggris
Dalam melakukan penjelajahan samudera, bangsa Inggris mengikuti rute pelayaran bangsa Spanyol yaitu berlayar ke arah barat. Penjelajahan bangsa Inggris yang pertama dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendis. Penjelajahan ini berhasil mencapai ke Indonesia Timur, tepatnya di Ternate pada tahun 1580. Walaupun bangsa Inggris berhasil tiba lebih dahulu di Kepulauan Nusantara, pengaruhnya tidak terlalu besar seperti Belanda. Kondisi ini disebabkan persekutuan dagang Inggris yaitu East Indian Company (EIC) terdesak oleh Belanda. Dan ahkirnya, Inggris menyingkir ke India dan Asia Timur.

d. Belanda
Bangsa Belanda mengikuti rute pelayaran bangsa Portugis, karena banyak orang Belanda yang dulunya bekerja di pelayaran Portugis. Pelayaran Belanda juga berpedoman pada buku berjudul Iti-nerario near Oos ofte Portugaels indien (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis. Buku tersebut memuat peta dan deskripsi terperinci mengenai penemuan bangsa Portugis. 

Bangsa Belanda melakukan penjelajahan pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Pada 1596 rombongan ini berhasil mendarat di pelabuhan Banten melalui Selat Sunda. Akan tetapi, Belanda di usir oleh warga setempat karena sikap sombong dan tidak sopan. Dua tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 1598 Belanda mendarat untuk yang kedua kalinya di Banten dibawah pimpinan Jacob van Neck. Kedatangan ini disambut baik oleh penduduk setempat karena bersikap ramah dan sopan, tidak seperti yang pertama kalinya Belanda datang. Dari sinilah mulai penjajahan di Indonesia yang dilakukan oleh Belanda.

Read More